Setelah menjalani masa magang 2 bulan sejak Januari 2012 hingga 9 Maret 2012, 4 orang calon guru dari SGEI (Sekolah Guru Ekselensia Indonesia ) Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa dilepas dengan penuh keharuan oleh sebagian murid dan guru dalam kemasan acara perpisahan sederhana dan dadakan di Aula SDN Polisi 4 Bogor pada Sabtu 10 Maret 2012.Banyak kesan dan dinamika magang yang dialami para calon guru guru handal ini , kebersamaan bersama murid, guru dan pimpinan di SDN Polisi 4 Bogor. Terima kasih Ibu /Bapak (calon) guru atas sentuhan dan didikkanmu selama 2 bulan ini.Selamat menuntaskan masa kuliah dan segera berbakti mencerdaskan nusa bangsa , Ibu/Bapak (calon) guru. ...(MY)
Dari situs Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa
Setelah menyelesaikan KKN di pelosok Banten, saatnya para mahasiswa SGEI 3 merasakan nikmatnya mengajar dan mengaplikasikan ilmu yang mereka dapat selama di bangku kuliah SGEI. Namun, konsep magang mereka tahun ini berbeda dengan kakak angkatan mereka. Jika tahun lalu SGEI 2 magang di sekolah-sekolah marginal, kali ini SGEI 3 ditantang untuk mengajar di sekolah-sekolah berkualitas dengan sistem yang mapan, masih di kawasan Bogor.
Selama proses magang, 32 mahasiswa SGEI 3 dibagi ke sepuluh sekolah. Sekolah-sekolah tersebut ditentukan berdasarkan proses assesment sebelumnya. Kesepuluh sekolah itu adalah SDIT Birrul Walidain, SDN Polisi 4, SD Madania, SDN Bantarjati 9, SD Pelita Insani, SDIT Aliya, SDIT At-Taufiq, SDN Sukadamai 3, Sekolah Kreativa, dan SDIT Ummul Quro.
“Tahun ini kami sengaja memilih sekolah-sekolah yang bagus, agar anak-anak SGEI bisa belajar dari sekolah itu, terutama belajar tentang pola belajar mengajar seperti apa yang diterapkan disana,” ujar Thanthan Gumilar, Project Officer SGEI, menjelaskan alasan dipilihnya sekolah-sekolah berkualitas tersebut. Lebih jauh, tentang perubahan konsep magang tahun ini, Evi Afifah Hurriyati, Kepala SGEI menjelaskan, “kami mengevaluasi dari proses magang tahun lalu, ternyata SGEI 2 saat magang di sekolah marginal dijadikan referensi dan cenderung diandalkan oleh guru-guru di sekolah itu. Memang bukan hal yang buruk, tapi tujuan magangnya jadi tidak tercapai”.
Selama dua bulan ke depan, hingga 09 Maret 2012, para mahasiswa SGEI 3 akan terus berkutat dengan dinamika magang di sekolah mereka masing-masing. Mereka juga ditantang untuk merencanakan konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari pengalaman mengajar mereka. PTK ini akan menjadi tugas akhir pendidikan mereka di SGEI. Untuk mengujinya, sidang PTK akan dilaksanakan pada pekan ketiga bulan Maret mendatang.
Demikianlah, proses magang ini masih merupakan satu rangkaian pendidikan dan pembinaan di SGEI. Selain mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di kelas, magang juga masih merupakan satu proses belajar. “Magang ini kami rancang agar para mahasiswa SGEI mendapat pengalaman mengajar, sebelum mereka ditempatkan menjadi guru selama satu tahun, mengabdi di sekolah marginal di pelosok Indonesia. Karenanya, magang menjadi satu proses penting, agar mereka bisa belajar banyak dari sekolah tempat mereka magang,” pungkas Evi.
Selama proses magang, 32 mahasiswa SGEI 3 dibagi ke sepuluh sekolah. Sekolah-sekolah tersebut ditentukan berdasarkan proses assesment sebelumnya. Kesepuluh sekolah itu adalah SDIT Birrul Walidain, SDN Polisi 4, SD Madania, SDN Bantarjati 9, SD Pelita Insani, SDIT Aliya, SDIT At-Taufiq, SDN Sukadamai 3, Sekolah Kreativa, dan SDIT Ummul Quro.
“Tahun ini kami sengaja memilih sekolah-sekolah yang bagus, agar anak-anak SGEI bisa belajar dari sekolah itu, terutama belajar tentang pola belajar mengajar seperti apa yang diterapkan disana,” ujar Thanthan Gumilar, Project Officer SGEI, menjelaskan alasan dipilihnya sekolah-sekolah berkualitas tersebut. Lebih jauh, tentang perubahan konsep magang tahun ini, Evi Afifah Hurriyati, Kepala SGEI menjelaskan, “kami mengevaluasi dari proses magang tahun lalu, ternyata SGEI 2 saat magang di sekolah marginal dijadikan referensi dan cenderung diandalkan oleh guru-guru di sekolah itu. Memang bukan hal yang buruk, tapi tujuan magangnya jadi tidak tercapai”.
Selama dua bulan ke depan, hingga 09 Maret 2012, para mahasiswa SGEI 3 akan terus berkutat dengan dinamika magang di sekolah mereka masing-masing. Mereka juga ditantang untuk merencanakan konsep Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari pengalaman mengajar mereka. PTK ini akan menjadi tugas akhir pendidikan mereka di SGEI. Untuk mengujinya, sidang PTK akan dilaksanakan pada pekan ketiga bulan Maret mendatang.
Demikianlah, proses magang ini masih merupakan satu rangkaian pendidikan dan pembinaan di SGEI. Selain mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di kelas, magang juga masih merupakan satu proses belajar. “Magang ini kami rancang agar para mahasiswa SGEI mendapat pengalaman mengajar, sebelum mereka ditempatkan menjadi guru selama satu tahun, mengabdi di sekolah marginal di pelosok Indonesia. Karenanya, magang menjadi satu proses penting, agar mereka bisa belajar banyak dari sekolah tempat mereka magang,” pungkas Evi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas kunjungan dan komentar Bapak/Ibu ,Saudara/i dan adik-adik.Untuk melihat komentar lainnya, klik "Muat Yang Lain".